Hubungan Manusiawi


1. Jelaskan bahasa yang kuat dan bahasa yang lemah dan terangkan dengan gaya percakapan!

 

Gaya bahasa berdasarkan kuat dan lemahnya nada

Gaya bahasa berdasarkan nada didasarkan pada sugesti yang dipancarkan dan rangkaian kata-kata yang terdapat dalam sebuah wacana. Sering kali sugesti ini akan lebih nyata kalau diikuti dengan sugesti suara dan pembicara, bila sajian yang dihadapi adalah bahasa lisan.

Dengan latar belakang ini gaya bahasa dilihat dan sudut nada yang terkandung dalam sebuah wacana, dibagi atas: gaya yang sederhana, gaya mulia dan bertenaga, serta gaya menengah.

  1. a.      Gaya Sederhana

Gaya ini biasanya cocok untuk memberi instruksi, perintah, pelajaran, perkuliahan, dan sejenisnya.


       b. Gaya Mulia dan Bertenaga

Sesuai dengan namanya, gaya ini penuh dengan vitalitas dan energi, Ia biasanya dipergunakan untuk menggerakkan sesuatu. Menggerakkan sesuatu tidak saja dengan mempergunakan tenaga dan vitalitas pembicara, tetapi juga dapat mempergunakan nada keagungan dan kemuliaan. Tampaknya hal ini mengandung kontradiksi, tetapi kenyataannya memang demikian. Nada yang agung dan mulia akan sanggup pula menggerakkan emosi setiap pendengar. Dalam keagungan, terselubung sebuah tenaga yang halus tetapi secara aktif ia meyakinkan bekerja untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Khotbah tentang kemanusiaan dan keagamaan, kesusilaan dan ketuhanan biasanya disampaikan dengan nada yang agung dan mulia. Tetapi di balik keagungan dan kemuliaan itu terdapat tenaga penggerak yang luar biasa, tenaga yang benar-benar mampu menggetarkan emosi para pendengar atau pembaca.

  1. c.       Gaya Menengah

Gaya menengah adalah gaya yang diarahkan kepada usaha untuk menimbulkan suasana senang dan damai. Karena tujuannya adalah menciptakan suasana senang dan damai, maka nadanya juga bersifat lemah-lembut, penuh kasih sayang, dan mengandung humor yang sehat. Pada kesempatan-kesempatan khusus seperti pesta, pertemuan, dan rekreasi, orang lebih menginginkan ketenangan dan kedamaian. Akan ganjillah rasanya, atau akan timbul disharmoni, kalau dalam suatu pesta pernikahan ada orang yang memberi sambutan berapi-api, mengerahkan segala emosi dan tenaga untuk menyampaikan sepatah kata. Para hadirin yang kurang waspada akan turut terombang-ambing dalam permainan emosi semacam itu.

 

Hubungan bahasa yang kuat dan lemah dengan gaya bahasa percakapan

Sejalan dengan kata-kata percakapan, terdapat juga gaya bahasa percakapan. Dalam gaya bahasa ini, pilihan katanya adalah kata-kata populer dan kata-kata percakapan. Namun di sini harus ditambahkan segi-segi morfologis dan sintaksis, yang secara bersama-sama membentuk gaya bahasa percakapan ini. Biasanya segi-segi sintaksis tidak terlalu diperhatikan, demikian pula segi-segi morfologis yang biasa diabaikan sering dihilangkan. Kalau dibandingkan dengan gaya bahasa resmi dan gaya bahasa tak resmi, maka gaya bahasa percakapan ini dapat diumpamakan sebagai bahasa dalam pakaian sport. Itu berarti bahasanya masih lengkap untuk suatu kesempatan, dan masih dibentuk menurut kebiasaan-kebiasaan, tetapi kebiasaan ini agak longgar bila dibandingkan dengan kebiasaan pada gaya bahasa resmi dan tak resmi.

 

2. Apakah yang dimaksud dengan metakomunikasi dan berikan contohnya?

 

            Metakomunikasi yaitu berkomunikasi tentang komunikasi. Konsep ini erat kaitannya dengan tingkat hubungan interaksi manusia. Contoh metakomunikasi yang bisa dilihat salah satunya yaitu pada komentar seorang dosen pada mahasiswanya yang sedang berpidato serta isi pidato yang dibicarakannya, “saya pikir contoh yang kamu berikan amat bagus”, sebaiknya anda mengungkapkan gagasan utama anda secara lebih eksplisit”, dan cobalah agak lebih bersemangat”. Selain itu metakomunikasi :

  • Merupakan uraian yang menggambarkan hubungan antara komunikator dan komunikan saat melakukan komunikasi. Metakomunikasi dapat berupa pesan verbal dan non verbal. Contohnya dengan tetap tersenyum walaupun sedang marah
  • Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar.

            Konsep metakomunikasi dapat diilustrasikan sebagai berikut, anda dapat berkomunikasi tentang semua hal yang ada di dunia tentang meja dan kursi dimana anda sedang duduk didepan komputer yang sedang anda gunakan, atau tentang bagian yang sedang anda baca sekarang, dan bahasa yang anda gunakan sekarang adalah bahasa pemrograman. Kita sebut saja semua ini sebagai objek komunikasi, karena anda berbicara mengenai berbagai objek. Tapi perlu diperhatikan juga bahwa anda tidak terbatas untuk berbicara tentang objek, anda juga bisa berbicara tentang berbicara anda, anda bisa berkomunikasi tentang komunikasi anda, sehingga semua aktivitas ini dapat disebut sebagai metakomunikasi. Dengan cara yang sama, anda pun bisa berkomunikasi menggunakan bahasa lainnya (meta-bahasa) untuk berbicara tentang bahasa dengan menggunakan bahasa pemrograman.

            Perbedaan antara objek komunikasi dan meta-komunikasi bukan hanya secara keilmuan, hal itu sangatlah terlalu sederhana, oleh karena perlu diketahui bahwa perbedaan diantara kedua bentuk komunikasi tersebut sangat penting dipahami guna menghindari berbagai kerancuan dan konflik dari berbagai interaksi komunikasi interpersonal.

            Sebenarnya, Kita menggunakan perbedaan ini setiap hari, namun tidak menyadarinya. Misalnya, ketika Kita mengirim komentar di sebuah forum jejaring sosial kepada seseorang dengan komentar bernada sinis namun kemudian meletakkan smiley di akhir komentar. Dengan mengkomunikasikan smiley, bagi komunikan dapat dimaknai sebagai “pesan yang tidak dipahami secara harfiah, melainkan dapat dipahami bahwa dalam pesan tersebut komunikator sedang mencoba menyampaikan humor.” Dengan demikian kedudukan smiley adalah sebagai metapesan, merupakan pesan tentang pesan.

 

3. sebutkan tiga cara yang mengaitkan pesan verbal dan pesan non verbal.

Pesan Verbal :

Pesan verbal adalah pesan yang menggunakan bahasa, ucapan (kata-kata). Karena itu, pesan verbal terikat dengan aturan bahasa (struktur, grammar, dll)

Prinsip dasar :

  • Setiap orang punya makna sendiri
  • Makna pesan tergantung pada konteksnya
  • Pesan dipengaruhi oleh budaya
  • Bahasa selalu memiliki makna denotatif dan konotatif

Pesan Non-Verbal :

Pesan non-verbal adalah pesan yang tidak menggunakan bahasa ucapan (kata-kata).

Ragam bentuk berdasarkan mediumnya :

  • Body language : gerakan dan bentuk fisik.
  • Facial : ekspresi wajah.
  • Mata : kontak dan fokus.
  • Ruang : jarak antar pelaku.
  • Artefak : penampilan dan dekorasi.
  • Sentuhan : dominasi dan kedekatan
  • Paralanguage : pilihan kata dan intonasi
  • Diam komunikasi
  • Pemilihan dan alokasi waktu
  • Aroma dan wewangian

Kaitan pesan verbal dan non verbal

Secara teoritis pesan nonverbal dan pesan verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.pesan nonverbal yang dihubungkan dengan pesan verbal:

  • Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.
  • Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
  • Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata ”Hebat, kau memang hebat.”
  • Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
  • Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.

 

4.  kategori komunikasi yang berhubungan dengan komunikasi verbal dan vokal!

 

Tiga ciri utama yang menandai wujud atau bentuk komunikasi verbal dan nonverbal.

  • Lambang-lambang non-verbal digunakan paling awal sejak kita lahir di dunia ini, sedangkan setelah tumbuh pengetahuan dan kedewasaan kita, barulah bahasa verbal kita pelajari.
  • Komunikasi verbal dinilai kurang universal dibanding komunikasi non-verbal. Bila kita pergi ke luar negeri misalnya dan kita tidak mengerti bahasa yang digunakan oleh masyarakat di negara tersebut, kita bisa menggunakan isyarat-isyarat non-verbal dengan orang-orang yang kita ajak berkomunikasi.
  • Komunikasi verbal merupakan aktivitas yang lebih intelektual dibanding dengan bahasa non-verbal yang lebih merupakan aktivitas emosional. Artinya, bahwa dengan bahasa verbal, sesungguhnya kita mengkomunikasikan gagasan dan konsep-konsep yang abstrak, sementara melalui bahasa nonverbal, kita mengkomunikasikan hal-hal yang berhubungan dengan kepribadian, perasaan dan emosi yang kita miliki.

v  Tipe-tipe komunikasi berikut ini :

 

 

 

 

Sumber : Ronald B. Adler, George Rodman, Understanding Human Communication, Second edition, hal. 96

 

Tabel tipe-tipe komunikasi diatas dapat dibaca sebagai berikut: komunikasi verbal yang termasuk dalam komunikasi vokal adalah bahasa lisan, sedang yang tergolong dalam komuikasi non-vokal adalah bahasa tertulis. Sementara komunikasi non-verbal yang termasuk dalam komunikasi vokal adalah nada suara, desah, jeritan dan kualitas vocal; dan yang termasuk dalam klasifikasi komunikasi non-vokal adalah isyarat, gerakan (tubuh), penampilan (fisik), ekspresi wajah dan sebagainya. Atau kita dapat membaca tabel diatas secara terbalik, diawali dengan komunikasi vokal dan non-vokal terlebih dahulu.

 

5. Jelaskan bagaimana sentuhan dapat mempengaruhi ikatan hubungan, ketundukan, dan penyikapan diri ?

            Sentuhan merupakan salah satu alat kita yang paling penting untuk komunikasi non verbal. Heslin dan Alper (1983) menunjukkan bahwa disamping berperan dalam pemeliharaan dan perawatan, sentuhan juga digunakan untuk menunjukkan suatu hubungan professional (misalnya, disentuh oleh tukang cukur), hubungan sosial (berjabat tangan), persahabatan (menyentuh lengan atas), keakraban (pelukan). Dalam setiap contoh diatas, sentuhan merupakan sikap memperteguh ikatan hubungan. Sentuhan meningkatkan penyikapan diri dan kerelaan. Pengaruhnya ditunjukkan dalam beberapa penelitian, misalnya subjek yang lengannya disentuh perlahan, tampaknya lebih cenderung mengabulkan permohonan dibandingkan dengan subjek yang tidak disentuh (Willis dan Hann, 1980). Penghindaran sentuhan merupakan petunjuk yang baik adanya jarak antarpesona, khususnya bila pihak yang lainnya seorang wanita. Jadi dalam contoh ini, kita melihat dua sandi atau pesan nonverbal berinteraksi (Anderson dan Sull, 1985).

            Sebaliknya dalam budaya kita, jabatan tangan yang lemah biasanya menghasilkan perasaan negatif, orang Amerika menafsirkan ini sebagai kurang berminat atau kurang bergairah. Tangan yang lembab dianggap sebagai kegugupan, khususnya bila jabatan tangan ini mengawali suatu keadaan yang dapat menegangkan seperti suatu wawancara. Sentuhan penting bagi perkembangan psikologi dan fisik anak, dan bagi kondisi emosi orang dewasa. Kemampuan untuk menyentuh manusia lainnya tampak berkaitan dengan penghargaan diri, ketundukan, dan kemampuan bersosialisasi.

                  Ketundukan (Compliance) merupakan suatu perilaku yang sebagai persetujuan atas permintaan orang lain. Memang di dalam mengabulkan permintaan orang lain bisa disebabkan karena adanya kekuatan sosial, adakalanya seseorang itu mengabulkan permintaan tanpa alasan tertentu. Artinya, dia hanya ingin memberi dan kalau ada permintaan. Keadaan seperti ini disebut Mindlessness (kerelaan tanpa pamrih).

                  Menurut Equity Theory (Teori Tentang Keadilan), hubungan interpersonal cenderung terbentuk oleh adanya perasaan bahwa mereka itu diperlakukan secara fair (adil). Apabila kita tertarik pada seseorang, kita akan berbuat sesuatu yang disukainya. Orang akan mengabulkan permintaan apabila sedang senang hatinya. Perasaan senang berkaitan dengan moodnya pada saat itu. Pendapat ini terbukti dalam penelitian oleh Regan (1971) yang menemukan apabila orang itu dalam masalah, cenderung menolak permintaan, sebaliknya apabila dia dalam situasi rileks/menyenangkan, cenderung mengabulkan permintaan.

Salah satu teknik mendapatkan ketundukan adalah teknik sentuhan. Pernah diteliti oleh Smith (1992). Kepada calon pembeli ditawarkan suatu produk makanan dengan jalan memberi kesempatan kepada calon pembeli untuk mencicipi makanan itu. Selama memberi sampel makanan, sebagian orang disentuh tangannya dan diminta untuk membeli sedangkan sebagian lagi tidak disentuh tangannya namun diminta untuk membeli. Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok yang disentuh tangannya lebih banyak membeli daripada yang tidak disentuh tangannya. Dari contoh di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa sentuhan dapat mempengaruhi ketundukan seseorang untuk patuh pada apa yang kita komunikasikan

Selain itu, hasil penelitian Haslett (1987), dalam penyingkapan diri menunjukkan 3 hal, bahwa:

  • Orang-orang lebih percaya (senang) menyingkapkan diri mereka secara sungguh-sungguh kepada orang yang mereka sukai.
  • Orang-orang cenderung melebih-lebihkan penyingkapan diri mereka.
  • Penyingkapan diri tidak menyebabkan rasa suka. Tapi suka menghambat  penyingkapan diri.

Ringkasnya meluruskan jiwa seseorang dapat dilakukan dengan  memperbaiki (meluruskan) caranya berkomunikasi.

 

6. Jelaskan bagaimana pilihan seseorang atas objek fisik dapat mengomunikasikan pesan kepada orang lain ?

 

Di dalam istilah komunikasi ada yang namanya komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi verbal merupakan proses komunikasi melalui bahasa dan kata-kata yang diucapkan. Sedangkan komunikasi non verbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Jadi, objek fisik sudah tentu termasuk ke dalam komunikasi nonverbal. Contohnya : menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.

Jadi pilihan seseorang atas objek fisik dapat mengomunikasikan pesan dengan orang lain tidak akan terlepas dengan cara seseorang menyampaikan pesan nonverbal kepada orang lain. Yaitu kita harus mengetahui bgaimana seseorang memilih objek fisik sebagai penyampaian pesan tidak lain dikerenakan pentingnya komunikasi nonverbal dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Leathers (1976):

1. Faktor-faktor non-verbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal. Ketika kita mengobrol atau berkomunikasi tatap muka, kita banyak menyampaikan gagasan dan pikiran kita lewat pesan-pesan non-verbal. Pada gilirannya orang lain pun lebih banyak membaca pikiran-pikiran kita lewat petunjuk-petunjuk non-verbal. Menurut Birdwhistell tidak lebih dari 30%-35% makna sosial percakapan atau interaksi dilakukan dengan kata-kata, dan sisanya dilakukan dengan pesan non-verbal.

2. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan non-verbal ketimbang pesan verbal. Menurut Mahrabian (1967), hanya 7% perasaan kasih sayang dapat dikomunikasikan dengan kata-kata. Selebihnya, 38% dikomunikasikan lewat suara, dan 55% dikomunikasikan melalui ungkapan wajah (senyum, kontak mata, dan sebagainya).

3. Pesan non-verbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancauan. Pesan non-verbal jarang dapat diatur oleh komunikator secara sadar. Misalnya sejak zaman prasejarah, wanita selalu mengatakan “tidak” dengan lambing verbal, tetapi pria jarang tertipu. Mereka tahu ketika “tidak” diucapkan, seluruh anggota tubuhnya menyatakan “ya”. Kecuali actor-aktor yang terlatih, kita semua lebih jujur berkomunikasi melalui pesan non-verbal. Hal yang kadang kemudian terjadi adalah double binding dimana ketika pesan non-verbal bertentangan dengan pesan verbal, orang pada akhirnya akan bersandar pada pesan non-verbal.

4. Pesan non-verbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi metakomunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang memperjelas maksud dan makna pesan. Di atas telah dipaparkan mengenai fungsi repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen, dan aksentuasi. Semua ini menambah kadar informasi dalam penyampaian pesan.

5. Pesan non-verbal merupakan cara berkomunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal. Dari segi waktu, pesan verbal sangat tidak efisien. Dalam paparan verbal selalu terdapat redundansi (lebih banyak lambang dari yang diperlukan), repetisi, ambiguity, dan abstraksi. Diperlukan lebih banyak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita secara verbal daripada secara nonverbal.

6. Pesan non-verbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat. Ada situasi komunikasi yang menuntut kita untuk mengungkapkan gagasan atau emosi secara tidak langsung. Sugesti di sini dimaksudkan menyarankan sesuatu kepada orang lain secara implicit. Leathers (1976) menyatakan bahwa jika anda meminta pelayanan seksual dari anak di bawah umur secara verbal, anda dapat menerima hukuman pernjara. Jika anda melakuka hal yang sama secara non-verbal, anda bebas dari hukuman. Kita dapat memuji seseorang secara verbal, tetapi mengecamnya secara non-verbal. Inipun sulit dituntut secara hukum.

 

7. jelaskan apa yang dimaksud dengan paralinguistic dan berikan beberapa contoh isyarat paralinguistic!

 

Paralinguistik adalah studi tentang penggunaan suara dan vokalisasi (misalnya membesarkan dan mengecilkan suara). AdalahTrage r yang memperkenalkan mengenai teori paralinguistik. Paralinguistik adalah jenis komunikasi yang berkaitan dengan cara bagaimana seseorang mengucapkan atau menyampaikan pesan. Paralinguistik dapat menunjukkan bagaimana suatu pembicaraan disampaikan sekaligus menunjukkan tentang keadaan emosi dan sikapnya. Di sini ada beberapa isyarat vokal yang dapat disimak oleh pendengarnya, antara lain meliputi tingkat suara atau intonasi suara dan lancar tidaknya

berbicara. Contoh Paralinguistik:

a.       Volume suara

Volume suara yang harus diperhatikan adalah:

1. Suara yang berbisik dan lemah akan sulit didengar. Hal ini menunjukkan pribadi orang yang sulit membuka diri, susah mengutarakan perasaan, atau pemalu.

2. Suara yang selalu berubah-ubah volumenya menunjukkan kesulitan, keraguan, atau merasa kurang mampu dalam membicarakan suatu topik yang sedang dibahas.

b.       Kelancaran berbicara

Kelancaran berbicara yang harus diperhatikan adalah:

1. Kelancaran dalam berbicara menunjukkan kesiapan dan penguasaan materi yang sedang dibicarakan.

2. Sering gagap dan ragu menunjukkan ketidaktenangan, atau peka terhadap materi pembicaraan.

3. Apabila berbicara disertai keluhan atau tersendat dan memandang orang yang disegani menunjukkan adanya tekanan emosional atau ketergantungan kepada pihak lain.

4. Sering diam pada saat berbicara menunjukkan kesulitan dalam merangkai atau menyampaikan kata-kata yang tepat, atau mungkin sedang enggan berbicara.

 

Paralinguistik merupakan batas antara interaksi verbal dengan non-verbal. Trager membagi tanda-tanda paralinguistik atas empat bentuk, yaitu :

  1. Kualitas suara, termasuk tanda-tanda tinggi atau rendahnya suatu letupan suara, kualitas dari tekanan (keras, lembut, serius, santai) dan irama tertentu.
  2. Ciri-ciri vokal, termasuk bunyi suara waktu orang sedang tertawa, menangis, berteriak, menguap, meludah, mengisap sesuatu.
  3. Pembatasan vokal, misalnya ragam yang terlihat dalam setiap kata dan frase.
  4. Pemisahan vokal, termasuk faktor-faktor yang mengandung irama yang mempunyai kontribusi tahap pembicaraan.Gambar